Kamis, 15 Desember 2011

Asem Manis Kehidupan di hari kamis (15/12/11


               Setelah 4 hari belum posting, rasanya kepala ini penuh dengan isi uneg-uneg macem-macem yang pengen di tulis. Hari ini banyak sekali kejadian mulai dari yang nyebelin lucu ampe sebuah kepuasan. Meski judulnya agak sedikit melow melambai-lambai gimana gitu, #hahaha kepengaruh gaya sinetron. Dari paginya kuliah seperti biasa, kejadian yang membuat saya akan mengingatnya sampai beberapa hari ke depan, setelah perjuangan sekelompok menyelesaikan laporan pratikum PBT akhirnya sampai lah bagian final nya yaitu presentasi ke dosen. Dengan kejutan tak ada permberitahuan terlebih dahulu langsung presentasi padahal belum baca laporan sejak 2 mingguan, alhasil lupalah semua tulisan saya. Tapi untungnya teman-teman sekondisi dengan saya.hehehe
                Dari situ cerita inilah saya mulai, walaupun sedikit asem tapi saya masih merasakan sensasi seru di dalamnya, inilah hidup kawan. Terkadang banyak hal yang harus kita hadapi yang tidaklah sesuai dengan harapan kita, terkadang kita harus mengikuti atasan kita sesuai kemauannya meskipun kita tidak menyukai sama sekali pun. Inilah ‘ the real pengkaderan by Dosen ‘.  Sungguh pengen ngelus dada aku ketika melihat perilaku diskriminasi dari teman-teman saya berkaitan dengan perbedaan gender yang mana tadi saat presentasi dari 2 kelompok menjadi bersembilan  dan yang cewek hanya saya di dalam ruangan itu, mungkin masih terlihat kabur pernjelasan saya di atas. Intinya bapaknya kalau terhadap laki2 nada bicaranya tinggi tapi kalo perempuan volume diturunkan beberapa oktaf. Wah ini saya menjadi orang beruntung tapi sebejat-bejatnya saya juga masih kasihan,,gak penting tapi kayaknya naff. Ini cerita asem sedikit dengan manis yang banyak J
                Cerita selanjutnya, berawal dari kejadian hari senin lalu, saat kuliah di isi oleh pak rektor. Dengan karakter disiplin nya yang tinggi, kami pun di tuntut untuk mematuhi segala aturan yang dibuat. Kala itu ada insiden diusirnya 2 mahasiswa dari ruang kelas gara2 ketahuan ngobrol di dalam kelas. Wah ini masalah klasik dalam dunia pendidikan kita menurut saya. Tapi kali ini adanya keterlibatan saya yaitu saya selalu dituduh teman saya bahwa saya dalang pengusiran tersebut. Kalau saya merasa tidak begitu sih. Sepurane yo rek ! karena saya gak ngajak ngobroll kalian tetapi kalian ngajak ngobrol saya dan karena otak saya yang lemot tidak cepet menerima guyonmu maka kamu harus menengok lebih lama lagi untuk menjelaskan, karena saat itu tempat dudukmu berada di depanku. Jadi saat pak dosen menengok, melihatmu lagi senyum2 sendiri dan alhasil kalian di usir dari kelas. Kalau aku??? Sebenarnya saya juga ketahuan basah sedang mangap  karena ketawa tapi tak bersuara tapi badan saya lebih kecil dari kamu, jadi saya ‘lolos’ sasaran. Sungguh kalian tidak bisa menyalahkan otak dan badan saya :D karena ini anugrah kawan.. hingga saat saya keluar dari ruang dosen kamu selalu menuntut saya,, :D ini cerita asem dan manis yang tidak bisa dibedakan karena saling melarutkan :*
                Cerita ini berawal saat saya pulang kos, sambil buka laptop mulailah saya bermalas-malas ria. Saya iseng2 buka blog orang2 sambil nyari inspirasi. Namun dari hasil yang saya baca, yang saya rasakan menjadi malu. Di saat usia seperti ini, ternyata saya masih tergolong agak sedikit buangeeeet #biar manteb dan joss, agak pelan ngomongnya, sambil tak bisikkin di deket kuping kalian agar tidak terlalu menyebar infonya,, inget kawan sediikiiiiiit aliat suithiiik alay. #hahaha tuh kan kumat lagi lebaynya. Di saat saya membaca blog yang isi tulisannya sangat bagus, menyentuh dan bermutu, memakai diksi yang tepat, dan yang lebih penting lagi berkualitas dan mengena la mahasiswa. Sungguh saya juga ngiri banget kadang, apalagi yang nulis juga anak its, anak 2011 lagi yang nota bene labih muda dari saya, terlebih dia adalah satu atap kost dengan saya, belakang kamar saya, #gubraaak. Wedew,,rasanya lagi makan jamu brutowali,,pahiiit banget #gaya fitri tropika. Wah2 tamparan bagi saya, sekaligus mengingat saya untuk segera kembali ke jalan benar,,lebay lagi euuy
            Nah di saat jam setengah 5 mulai hujan deres dan petir yang menjilat-jilat, membuat saya semakin PeWe. Terbesit doa agar hujan deras terus agar gak usah ngeles. Wah tapi Allah berkehendak lain, saat saya sms ijin ingin tidak ngeles, tiba2 terang. Wah terjadilah konflik batin di sini. Bisa saja saya pura2 kalo di sini masih hujan deras tapi saya berfikir lagi, ‘Allah tidak tidur’. Apalagi dingin, enak buat tidur. Tapi saya berfikir lagi, saya ingat kata2 di beranda blog saya sendiri. Tidak akan tumbuh jika kita selalu berada di zona nyaman. Maka akhirnya saya mbonek berangkat. Meskipun tadi sudah hujan deras lebih dari satu jam, yang cukup membuat banjir di sekitar kampus karena memang reliefnya cenderung daerah rendah.
            Oya, mungkin di sini saya belum bercerita mengenai ritinitas dan kesan-kesan kengiatan ngeles saya di postingan sebelumnya. Mungkin sudah lebih 3 bulan ini saya sudah mulainya. Berawal dari rasa mandiri dan inisiatif saya sendiri untuk mencari rutinitas baru, yang awalnya saya ingin menjadi manusia yang ingin mengenyam hasil keringat saya sendiri. Saya ingin sesuatu tanpa perlu meminta orang tua saya sendiri. Sejak saya kecil memang saya terdidik untuk tidak manja, dan saya cenderung agak illfeel. Bukan berarti saya tidak suka, tetapi memang ini perbedaan dari tradisi keluarga masing2. Mungkin itu uneg2 saya.
            Nah saya mau cerita kesan saya saat mengeles. Dulu awalnya terasa sangat berat, apalagi harus melewati jalan surabaya yang agak meribetkan. Saya cenderung nggrundel  sendiri gara2 kondisi jalan. Namun karena saya yang terpaksa melewati jalan yang sama selama 1 bulan 18 kali, jalan itu membuat semakin ‘indah’. Maksudnya di sini saya mulai menikmatinya, bahwa di sini kita belajar banyak hal, misalnya untuk bersabar dengan pengendara lain yang cenderung anarkis, melihat adanya kecurangan dalam melanggar aturan, menjadi orang teraniaya dalam berkendara, begitu kompleknya masalah, selain itu juga kita berlatih dalam cepat mendaptkan peluang dengan pengendara lain. Terkadang juga, saya mulai membaca hal2 yang ada semua di depan mata saya. Sungguh indahnya hidup, seharusnya saya ingat hadist nabi, bahwa jnganlah kita membenci berlebiha bisa saja kamu akan menyukainya,namun hal itu sudah terlanjur terjadi, ya saya jatuh cinta terhadap akfitasa saya yang satu ini. Satu hal lagi,, kini asem mengalami transformasi menjadi manis yang tiada bosannya di emmut.
            Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, tadi hujan deras selama lebih dari 1jam. Dan akhinrnya banjir di daerah Giant, hampir menutup mesin motor saya, dan sempet membuat saya deg-degan. Tapi inilah kisah manis yang berawla dari asam. Motifasi terbesar saya saat berangkat bahwa saya ingin menjadi manfaat bagi orang lain, hanya itu. Saya ongin menjadi ‘teman’ dan pendengar keluh kesah murid saya satu ini. Sungguh tidak berlebihan jika lau ini adalah parameter saya selama 3 bulan ini, saya membimbingnya untuk bershare ilmu. Ok ,, I like that!!
            Kini saya belajar banyak dari situ, seperti bagaimana kerja keras itu memang modal utama untuk sukses, selain itu kita akan berlipat-lipat tahu bahwa waktu itu sangat berharga berapapun Cuma seperdetik, selain itu saya belajar disiplin dari setiap kedatangan saya, belajar untuk bekerja sangat dibutuhkan profesionalitas. Namun lebih dari itu, saya belajar menyukai aktifitas apa pun yang saya rasa berguna untuk membentuk pribadi agar menjadi matang. #wah kali ini saya agak seriusan ini.. jadi teringat perkataan dosen saya kala itu saat IPITS, beliau mengatakan sukses itu kemampuan kita memanagemen keterpaksaan yang ada. Rasanya ini bagaikan bumbu rujak dimana rasa asem dan manis menjadi komponen utama. Tercampur aduk menjadi satu tanpa ada diskriminasi rasa, seperti halnya kerja keras dan kesuksesan.
Wah gak kira saya sudah terlalu banyak nulis hingga telah berganti hari. Ini cerita saya, tentang asem manis kehidupan,, seperti lidah kita, jika makan yang manis terus2an maka makin lama manis itu sudah bukan lagi sensasi. bagaimana pun juga jika kita terus merasakan manis kehidupan tanpa ada rasa lain akan menimbulkan kejenuhan tersendiri,,kita memang butuh rasa asem itu ssebagai pelengkap hidup kita, sebagai semangat kita untuk merasakan kembali rasa manis yang belum kita rasakan sebelumnya atau pun yang belum pernah merasakan sama sekali apa itu rasa manis. Keep spirit !! cita2 kita brgantung terhadap apa yang kita perjuangkan saat ini, jangan salah jalan kawan ! selalu tetap bersyukur, bahwa kita masih beruntung dengan yang lain !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar